PEMBENTUKAN
IKATAN MAGANG ASURANSI INDONESIA (IMAI)
Latar Belakang Program Magang
Program magang beasiswa asuransi (d/h dikenal sebagai program magang DAI) sudah dirintis sejak tahun 1993 yang lalu. Berawal dari ide dan pemikiran 2 orang tokoh industri asuransi Indonesia yakni Bp. Peter Meyer dari PT.Asuransi AIU Indonesia dan Bapak Teddy Hailamsah dari PT.Asuransi Central Asia.
Keduanya waktu itu menjabat sebagai Ketua dan Wakil Ketua Departemen Pelatihan dan Promosi Bidang Asuransi Kerugian Dewan Asuransi Indonesia (DAI). Ketua Umum DAI pada waktu itu (1993-1995) adalah Bp. Purwanto Abdulcadir dengan Sekjendnya Bp. Soedjiwo sementara Ketua Bidang Asuransi Kerugian dijabat Bp. Munir Sjamsoeddin.
Program Magang dimasukkan dalam program kerja DAI Bidang Asuransi Kerugian tahun 1993 dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta industri asuransi dalam masyarakat terutama membantu masyarakat ekonomi lemah. Program ini juga sekaligus mengantisipasi SK Menteri Keuangan No. 223 Pasal 10 ayat (1) tentang penyisihan dana 5% dari biaya pegawai untuk pendidikan.
Fenomena industri asuransi pada saat itu sangat memprihatinkan. Kebanyakan pelaku yang masuk di industri asuransi adalah joint by accident – yakni masuk industri asuransi not by choice, tanpa dukungan latar belakang pendidikan asuransi yang memadai, dan kebanyakan belajar secara alamiah (istilahnya pemain alam). Sebaliknya kebanyakan lulusan pendidikan formal asuransi kualitasnya dianggap jauh di bawah lulusan bidang lainnya karena selain materi pendidikan asuransi yang minim juga tidak didukung dengan pengalaman lapangan. Industri asuransi perlu mempersiapkan kaderisasi dan generasi penerus yang lebih baik dan terlatih.
Kedua tokoh ini mulai memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memajukan SDM asuransi Indonesia agar bisa disetarakan dengan negara tetangga lainnya seperti Singapura dan Malaysia. Bagaimana mewujudkan tenaga ahli profesional seperti yang diinginkan pemerintah dan yang bisa bersaing dengan tenaga asing sehingga SDM asuransi Indonesia tidak hanya menjadi cheap labor pada era globalisasi nantinya. Untuk itu perlu sekali adanya sistem yang bisa me-link and match antara kebutuhan dan ketersediaan akan SDM yang berkualitas dan berpengetahuan asuransi yang baik.
Pak Peter Meyer melontarkan ide sistem vocational education yang berkembang di German dimana banyak kaliber engineer-engineer dididik melalui program magang. Sementara Pak Teddy yang memiliki jaringan relasi luas di industri mampu merealisasikan ide ini ke dalam suatu sistem dan konsep pendidikan yang akhirnya bisa didukung oleh pemerintah dan industri asuransi.
Singkatnya pada tahun 1993 dijalinlah kerjasama antara DAI dengan Akastri (sekarang STMA) dimana DAI memberikan kesempatan beasiswa diprioritaskan bagi lulusan SMA yang memiliki kemampuan akademis dan ingin melanjutkan pendidikan tinggi tetapi tidak kesampaian karena kendala keuangan. Sementara Akastri di bawah Yayasan Trisakti menyediakan fasilitas pendidikan dan dosen pengajar sesuai dengan silabus yang ditetapkan.
DAI mengiklankan Program Magang Beasiswa ini di berbagai harian surat kabar termasuk Pos Kota. Ratusan calon mahasiswa mengikuti seleksi dan pada angkatan pertama ini jumlah mahasiswa yang diterima di kelas magang sebanyak 59 orang dengan disponsori oleh 29 perusahaan asuransi.
Keunikan dari program ini adalah selain memperoleh pendidikan formal asuransi di perguruan tinggi , para mahasiswa juga terjun langsung di dunia kerja nyata dengan magang di perusahaan yang mensponsori. Pada awalnya adalah sistem 3 hari kuliah 3 hari kerja. Para pemagang juga tidak dilepas begitu saja tetapi mereka berada di bawah pengawasan pembimbing magang yang bertugas memantau perkembangan dan kinerja pemagang dari segi akademis maupun pekerjaan.
Alhasil pada awal penyelenggaraan program magang ini , dukungan tidak saja diperoleh dari Departemen Keuangan yang membawahi asuransi tetapi juga dari Departemen Pendidikan dan Departemen Tenaga Kerja. Pada tanggal 23 September 1993 Menteri Tenaga Kerja turut hadir untuk meresmikan program magang DAI yang pertama.
Kerjasama DAI dengan Akastri berakhir pada tahun 1998 dimana selanjutnya program magang ini dialihkan ke institusi pendidikan hasil kerjasama dengan manajemen UI yakni Akademi Asuransi Indonesia (AAI) yang akhirnya merger dengan STIMRA dengan ketuanya Bp. Munir Syamsudin.
Perkembangan Program Magang
Program magang beasiswa adalah program yang dirancang untuk menghasilkan karyawan yang mampu mendukung pertumbuhan dan peningkatan kemampuan industri perasuransian Nasional. Dengan memadukan pengetahuan teori yang didapat dari kuliah asuransi dan praktek kerja lapangan dengan sistem rotasi pada beberapa bagian di dalam perusahaan, diharapkan pengetahuan dan kompetensi para calon karyawan di bidang asuransi dapat meningkat dengan pesat.
Meskipun konsep dan tujuannya cukup baik namun pada pelaksanaannya program magang ini bukannya tidak menghadapi kendala.
Pada awalnya banyak perusahaan asuransi yang ikut berpartisipasi dalam menjalankan program magang ini namun seiring dengan berjalannya waktu hanya sedikit perusahaan yang konsisten untuk menjalankan program magang ini ditambah lagi kurangnya perhatian dan dukungan yang berkesinambungan dari industri asuransi. Sampai saat ini program ini sudah berjalan selama 15 tahun dengan dukungan dari beberapa perusahaan saja.
Walaupun demikian, program magang telah menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap secara akademis tetapi juga mental & profesi. Para lulusan ini tersebar di berbagai perusahaan-perusahaan dan umumnya memiliki prestasi kerja di atas rata-rata. Ini merupakan hasil kombinasi antara dasar pengetahuan akademis asuransi yang lengkap ditambah gemblengan praktek kerja nyata di asuransi. Umumnya perusahaan merasakan bahwa karyawan ex lulusan magang asuransi rata-rata lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja di bidangnya dibanding lulusan lainnya.
Lebih dari 200 lulusan magang beasiswa asuransi berkecimpung di industri ini. Sebagian dari mereka sudah menjabat pada posisi managerial yang cukup penting di perusahaan dan mengisi kekosongan atas kebutuhan tenaga ahli di perusahaan karena sebagian juga sudah mendapatkan gelar pengakuan AAMAI.
FKM sebagai cikal bakal pembentukan IMAI
Pada awalnya para pemagang di PT.Asuransi Central Asia yang merupakan perusahaan sponsor terbesar saat ini memiliki aspirasi untuk membentuk suatu wadah yang bisa memfasilitasi aspirasi, ide, pendapat, gagasan dan sejenisnya dari para pemagang kepada manajemen serta mempromosikan dan memfasilitasi persaudaraan antara para pemagang.
Aspirasi ini diwujudkan dengan pembentukan Forum Komunikasi Magang (FKM) pada tahun 2003 yang juga mendapat sambutan positif dari Manajemen ACA.
Ternyata para pemagang junior di PT.ACA yang tiap tahun bertambah jumlahnya mulai merasakan perlunya membangkitkan kembali spirit magang tidak hanya di kalangan internal ACA tetapi juga seluruh angkatan magang. Rencananya akan dilakukan melalui suatu Magang Conference (Reuni seluruh angkatan Magang). Namun cukup lama terkendala karena berbagai pertimbangan menyangkut dukungan dana maupun tenaga. Untuk keperluan ini, FKM sudah mulai mengumpulkan database pemagang untuk setiap angkatan yang ada. Hasilnya adalah bahwa banyak sekali ex magang yang sangat antusias ingin berkumpul kembali lewat suatu acara reuni.
Bak gayung bersambut, ternyata dari FAPI khususnya Panitia IGTC dalam rangka Insurance Day 2008 juga memperluas kegiatannya kepada Program Magang Beasiswa Asuransi.
Melihat kondisi yang sangat baik ini , maka melalui berbagai pertemuan timbul ide agar bisa diadakan Magang Conference sekaligus pembentukan suatu wadah organisasi bagi semua alumni magang asuransi.
Dengan adanya dukungan awal dari industri asuransi ini khususnya Panitia IGTC maka pada tanggal 18 Juni 2008 dibentuklah tim perumus AD/ART dengan Ketuanya Edison dan anggota dari pemagang di beberapa perusahaan asuransi dari berbagai angkatan.
Pada tahap ini , masalah dukungan tenaga sepertinya sudah teratasi namun dukungan dana masih menjadi permasalahan besar. Untuk hajatan yang melibatkan begitu banyak orang tentu memerlukan dana yang cukup besar. Sumbangan dari pemagang cukup terbatas karena pengumpulannya sangat sulit karena mereka cukup tersebar di berbagai tempat dan backgroundnya dari keluarga tidak mampu.
Dengan modal niat baik untuk tujuan sosial bagi perkembangan industri asuransi, maka timbul ide bagaimana agar pelaksanaan reuni ini juga bisa melibatkan industri asuransi. Untuk itu perlu dirancang agar acara Reuni ini bisa dilanjutkan juga dengan suatu Talkshow Magang Conference.
Berbekal dukungan dari Panitia IGTC, maka beberapa pemagang mulai melakukan pendekatan kepada pemerintah dalam hal ini Biro Perasuransian LK-BAPEPAM. Ternyata Bp. Isa Rachmatarwata selaku Ketua Biro menyambut positif acara yang akan digelar oleh para alumni magang ini dan beliau menyanggupi untuk hadir sebagai keynote speaker.
Pembicara lain seperti Bp. Imam Prasodjo (sosiolog dan pendiri Yayasan Nurani Dunia) yang kesohor dengan pemikirannya yang kritis atas permasalahan sosial di Indonesia juga menyambut baik acara talkshow yang diadakan. Tentu saja dari industri asuransi sendiri juga tampil Bp. Kornelius Simanjuntak yang merupakan Ketua AAUI.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak terutama sponsor dari perusahaan reasuransi (Reindo, Marein), Perusahaan Asuransi (Jiwasraya, ACA, AIU, Adira, Prudential ), perusahaan adjuster (Crawford), institusi pendidikan (STIMRA) dan dukungan individu anggota magang maka masalah dana akhirnya bisa teratasi.
Puncaknya, pada tanggal 28 Juli 2008 di Hotel Menara Peninsula , Slipi, Jakarta – Ikatan Magang Asuransi Indonesia (IMAI) resmi didirikan dengan disaksikan oleh berbagai pihak baik dari unsur pemerintah, asosiasi asuransi, institusi pendidikan, LSM dan wartawan berbagai media.